Sabtu, 25 April 2015

Tahukah kamu…? Bahaya Bakteri Pada Sikat Gigi Mu???
Alat untuk membersihkan gigi pertama yang berhasil diidentifikasi adalah ranting yang digigit sampai halus, diperkirakan berasal dari tahun 3000 SM. Daun sirih juga digunakan untuk membersihkan gigi. Di Arab, mengunyah miswak atau siwak yang berasal dari pohon arak (Savadora persica) yang mengandung antiseptik sudah ada dari dulu. Siwak mengandung sodium bikarbonat, asam tannic, dan zat-zat lain yang memberi efek yang bermanfaat bagi gusi. Di dalam mulut manusia diketahui banyak terdapat jenis mikroba bahkan di hari pertama dilahirkan, seperti Streptococcus, Staphylococcus, Neiseria, Candida, Lactobacillus, Veillonella dan Coliforms. Ada tiga ratus sampai tujuh ratus jenis bakteri yang di temukan dalam rongga mulut. Membersihkan mulut dan menghilangkan plak yang terbentuk dari akumulasi bakteri dapat menggunakan sikat gigi. Pemakaian sikat gigi yang berulang dapat menyebabkan kontaminasi silang dengan mikroorganisme yang berada dalam rongga mulut dan mungkin menyebabkan infeksi berulang. Dibutuhkan bahan dekontaminasi alam karena dianggap lebih aman, murah dan memiliki efek samping lebih sedikit. Selain daun sirih, bunga rosella juga dapat membunuh bakteri, oleh karena itu diperkirakan mampu membunuh koloni bakteri pada sikat gigi. Saat ini, penggunaan pasta gigi yang berfungsi untuk mengurangi pembentukan plak, memperkuat gigi terhadap karies, membersihkan dan memoles permukaan gigi, menghilangkan atau mengurangi bau mulut, memberikan rasa segar pada mulut serta memelihara kesehatan gingival (Annonim,2012) • PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN BAKTERI PADA SIKAT GIGI Perkembangan bakteri pada sikat gigi yang membahayakan mulut dan organ penting tubuh kita. Mulut merupakan salah satu organ pencernaanyang seperti kita ketahui berbagai jenis-jenis makanan masuk ke dalam mulut kita, oleh sebab itu bakteri dapat tumbuh dan berkembang dengan pesat. Bakteri-bakteri tersebut membantu kita dalam menguraikan partikel makanan. Proses pembentukan plak diawali dengan pembentukan pelikel gigi dimana pada tahap ini permukaan gigi akan dibalut oleh pelikel glikoprotein. Pelikel tersebut berasal dari saliva, cairan sulkular, produk sel bakteri, pejamu, dan debris. Bakteri yang menimbulkan karies gigi adalah Streptococcus sp, diantaranya adalah Streptococcus mutans, Streptococcus salivarius, Streptococcus viridians, Peptostreptokokus yang merupakan bakteri penghuni mulut dan penyebab utama karies gigi. Streptococcus Gordonii adalah jenis bakteri yang menyebabkan infeksi mulut dan teridentifikasi menjadi faktor yang menyebabkan penyakit jantung. Makanan berlemak selalu dikaitkan dengan penyakit jantung. Padahal tidak hanya dari makanan saja, serangan jantung ternyata juga tergantung pada kesehatan mulut kita.
Bakteri streptococcus gordonni yang hidup pada permukaan gigi, tidak hanya memicu kerusakan gigi. Tapi juga sederet penyakit serius, termasuk jantung. Saat bersinggungan dengan darah, bakteri ini bisa menyebabkan pembekuan dan memprovokasi pengembangan penyakit jantung serius, seperti peradangan jantung. Biasanya diawali dari kerusakan gusi. Bakteri akan menyelinap masuk dalam aliran darah sebagai protein alami. Namun secara perlahan dapat menyebabkan kerusakan pada organ jantung. Jika bakteri itu masuk ke dalam aliran darah melalui gusi yang berdarah, mereka akan mendatangkan malapetaka dengan menyamar sebagai protein manusia. (Annonim,2012) • PENGONTROL MIKROBA DALAM SIKAT GIGI: 1. Daun sirih
Daun sirih (Piper bitle Linn) secara umum telah dikenal masyarakat sebagai bahan obat tradisional. Seperti halnya dengan antibiotik, daun sirih juga mempunyai daya anti bakteri. Kemampuan tersebut karena adanya berbagai zat yang terkandung didalamnya. Daun sirih mengandung 4,2% minyak atsiri yang sebagian besar terdiri dari Chavicol paraallyphenol turunan dari Chavica betel. Isomer Euganol allypyrocatechine, Cineol methil euganol dan Caryophyllen, kavikol, kavibekol, estragol, terpinen. Air rebusan daun sirih dapat dijadikan sebagai bahan alternatif dekontaminasi pada sikat gigi. 2. Bunga Rossela
Kandungan kimia tanaman ini adalah alohidroksi asam sitrat lakton, asam malat dan asam tartrat. Antosian yang menyebabkan warna merah pada tanaman ini mengandung delfinidin-3-siloglukosida, delfinidin-3-glukosida, sianidin-3-siloglukosida, sedangkan flavonoidnya mengandung gosipetin dan mucilage (rhamnogalakturonan, arabinogalaktan, arabinan).23 Sterol minyak biji rosella {Hibiscus sabdariffa L.) terdiri atas 61,3% p-sitosterol, 16,5% kampasterol, 5,1% kolesterol, dan 3,2% ergosterol. Karkade (bunga kering tanpa ovary) mengandung 13% campuran asam sitrat dan asam malat, dua antosianin; gosipetin (hidroksiflavon) dan habiskin, asam askorbat 0,004-0,005%. Mahkota bunga mengandung glikosida-flavon hibiskritin, yang mengandung aglikon hibisketin. Bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) juga mengandung fitosterol. Bunga kering mengandung 15,3% asam hibiskat. Akar rosella mengandung saponin dan asam tartrat.23 Hibiscus sabdariffa L juga mngandung senyawa fenol yang dapat didefinisikan secara kimiawi oleh adanya satu cincin aromatik yang membawa satu (fenol) atau lebih (polifenol) substitusi hydroksil, termasuk derifat fungsionalnya. Cara kerja fenol dalam membunuh mikrooraganisme yaitu dengan cara mendenaturasi protein sel. Dapat dikatakan bahwa air rebusan bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) dapat dijadikan sebagai bahan alternatif dekontaminasi sikat gigi ( Hamdani, 2013). • PERANAN BAKTERI PADA SIKAT GIGI ADALAH -Bakteri yang menimbulkan karies gigi adalah Streptococcus sp, diantaranya adalah Streptococcus mutans, Streptococcus salivarius, Streptococcus viridians, Peptostreptokokus yang merupakan bakteri penghuni mulut dan penyebab utama karies gigi. -Streptococcus Gordonii adalah jenis bakteri yang menyebabkan infeksi mulut dan teridentifikasi menjadi faktor yang menyebabkan penyakit jantung. • HUBUNGAN ANTARA BAKTERI DAN SIKAT GIGI ADALAH: Penyikatan gigi disertai pembersihan lidah banyak mengurangi kadar Volatile Sulfur Compounds (VSC). Pembuangan plak gigi dengan penyikatan saja hanya mengurangi halitosis kurang dari separuh dibandingkan dengan melakukan penyikatan gigi disertai penyikatan atau pengerukan lidah.3 Oleh karena itu diharapkan prosedur pembersihan lidah dapat dijadikan rutinitas sehari-hari sama seperti menyikat gigi. Pembersihan lidah sangat penting perannya dalam hubungan nya dengan koloni Streptococcus yang terdapat pada lidah yang dapat menimbulkan berbagai penyakit pada rongga mulut. • TIPS SUPAYA SIKAT GIGI KITA SELALU HIGIENIS : 1. Ganti sikat gigi yang rusak Sikat gigi harus kita ganti setiap tiga bulan sekali . Jika bulu sikat gigi sudah berantakan maka saatnya untuk mengganti sikat gigi, meskipun Anda belum memakainya selama tiga bulan. 2. Bilas bersih sebelum dan sesudah penggunaan
Cuci sikat gigi di bawah air keran yang mengalir lalu dibilas dengan air panas yang mengalir pula. Alirkan air secara menyeluruh di sekitar bulu-bulu sikat sehingga semua pasta gigi hilang. Sehingga tidak tumbuh jamur atau bakteri dari sisa makanan. 3. Jangan menyimpan di satu tempat Bagi para anggota keluarga tidak diperkenankan untuk meletakkan sikat gigi secara bersamaan di satu tempat. Dikhawatirkan bakteri dari sikat gigi seseorang dapat berpindah ke sikat gigi lain(tertular-terinfeksi bakteri). 4. Simpan dengan benar Sikat gigi sebaiknya disimpan di tempat yang kering, bebas debu dan berventilasi baik. Karena bakteri akan tumbuh pada tempat yang lembab. DAFTAR PUSTAKA Annonim . 2005.http://journal.unair.ac.id/filerPDF/DENTJ-38-2-05.pdf. Diakses pada tanggal25 april 2015 Pukul 17.00 WIB Hamdani. 2013.DAYA HAMBAT AIR REBUSAN BUNGA ROSELLA TERHADAP KOLONI BAKTERI PADA SIKAT GIGI http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/7823/ISI.pdf?sequence=1 . Diakses pada tanggal25 april 2015 Pukul 18.00 WIB Annonim. 2012. Bakteri pada mulut. http: //repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28868/Chapter%20II.pdf. (Diakses pada tanggal25 april 2015 Pukul 17.00 WIB